Jumat, 08 Juni 2012

BUKTI DAN FAKTA SEJARAH


.  
Sejarah umumnya ditulis berdasarkan pemikiran dan tindakan manusia di masa lampau. Oleh karena itu, sejarawan harus berusaha mengadakan penyelidikan untuk mengetahui segala yang dipikirkan dan diperbuat manusia pada masa itu. Dalam proses penyelidikan, sejarawan harus bekerja untuk memperoleh fakta – fakta sejarah dan dapat memaparkannya.
Menurut sartono kartodirjo, fakta dapat digolongkan menjadi dua, pertama adalah fakta yang masih lunak , yakni fakta yang masih labil, fakta yang masih perlu diselidiki atau diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran fakta – fakta tersebut, sejarawan harus mendapatkan bukti – bukti yang kuat. Contohnya adalah pembunuhan J.F Kennedy yang masih sangat controversial. Kedua adalah fakta yang keras, yakni fakta yang sudah stabil, fakta yang sudah teruji kebenarannya. Contohnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945, dua tokoh proklamator Indonesia ialah Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta; itu semua telah pasti dan telah menjadi bukti sejarah.
Fakta merupakan bahan utama yang digunakan oleh sejarawan untuk menyusun cerita. Fakta adalah suatu pernyataan tentang sesuatu yang telah terjadi. Umumnya, fakta erat hubungannya dengan pertanyaan tentang apa, siapa, kapan, dan di mana. Kegiatan dari masing – masing individu, tanggal – tanggal peristiwa terjadi atau tempat kejadian, objek – objek tertentu, semuanya adalah fakta. Kebenaran fakta tergnatung pada keberadaan evidensi empiris sehingga setiap pengamat tertarik atau tidak memihak akan sependapat. Kebenaran atau kepalsuan dari pernyataan – pernyataan semacam itu dapat diuji oleh setiap orang yang ingin melakukannya.
Menurut E.H Carr, fakta ibarat goni, baru dapat berdiri sendiri setelah diisi di dalamnya. Fakta baru berbicara setelah sejarawan memilihnya untuk berbicara. Sejarawan sendirilah yang memutuskan alasan – alasan tertentu untuk menjadikan sesuatu, seseorang, peristiwa, atau perbuatan – perbuatan sebagai fakta.
Jadi, fakta sejarah tidak lain adalah keterangan kesimpulan tentang terjadinya peristiwa atas dasar bukti – bukti yang ditinggalkan sesudah mengalami pengujian secermat – cermatnya. Fakta sebenarnya telah merupakan produk dari proses mental dan emosional sejarawan. Oleh karena itu, pada hakikatnya fakta juga bersifat subjektif, memuat unsure dari subjek.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar